Pengertian
Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar Sesungguhnya dalam ungkapan bahasa
Indonesia yang baik dan benar terkandung dua pengertian yang
berkaitan satu sama lain. Pengertian pertama berkaitan dengan
ungkapan “bahasa Indonesia yang baik”. Sebutan baik atau tepat di
sini berkaitan dengan soal keserasian atau kesesuaian yaitu serasi
atau sesuai dengan situasi pemakai. Pengertian kedua berkaitan dengan
istilah “bahasa Indonesia yang benar”. Sebutan benar atau betul
di sini berhubungan dengan soal keserasian dengan kaidah. Penggunaan
bahasa Indonesia yang benar adalah penggunaan bahasa indonesia yang
menaati kaidah tata bahasa. Sedang maksud kaidah di sini adalah
kaidah bahasa Indonesia baku atau yang dianggap baku. Maksudnya
adalah bahasa yang telah distandardisasikan berdasarkan hukum berupa
keputusan pejabat pemerintah atau sudah diterima berdasarkan
kesepakatan umum yang wujudnya ada pada praktik pelajaran bahasa pada
khayalak.
Dengan penjelasan ini tampak bahwa
bahasa yang kita gunakan, agar mengenai sasarannya, tidak selalu
beragam baku. Dalam tawar-menawar di pasar dan di warung, misalnya,
pemakaian ragam baku akan menimbulkan kegelian, keanehan, keheranan,
bahkan kecurigaan. Jadi pada asasnya, kita menggunakan bahasa yang
baik, artinya yang tepat tetapi tidak termasuk bahasa yang benar.
Sebaliknya, kita mungkin berbahasa yang benar tetapi tidak baik
penerapannya karena suasanya mensyaratkan ragam bahasa yang lain.
Agar lebih jelas mengenai pengertian
bahasa yang baik dan benar,sebagai berikut ini contohnya :
Contoh 1:
Dalam tawar menawar di pasar, seorang
pembeli akan cenderung menawar dengan ucapan : “satu kilo berapa?”,
“bisa ditawar?”daripada menggunakan kalimat yang panjang seperti
: “Berapakah harga satu kilo jeruk?”, “Bolehkah saya
menawarnya?.”(Bagaimanakah kira-kira reaksi penjual jeruk mendengar
pertanyaan dari seorang pembeli dengan pertanyaan-pertanyaan seperti
itu?). Pemakaian ragam bahasa baku (seperti kalimat yang kedua) akan
menimbulkan kegelian, keheranan atau kecurigaan. Kalimat tersebut
sebagai contoh kalimat yang tidak baik tetapi benar.
Contoh 2:
Dalam rapat kantor, seorang pejabat
fakultas memulai rapat resmi dengan pemakaian bahasa Indonesia
seperti kalimat berikut. “Bapak-bapak dan saudara-saudara sekalian,
ayo deh, kite mulai aje rapat kali ini, ntar keburu ujan”. Okey you
dah pada siap kan?. (Apa jadinya apabila pejabat fakultas memulai
acara rapat formal dengan kalimat seperti itu?) tentu saja akan
merubah suasana menjadi tidak formal dan berwibawa. Kalimat di atas
merupakan penggunaan bahasa Indonesia yang tidak baik dan benar.
Karena kalimat yang digunakan tidak memenuhi persyaratan kebaikan dan
kebenaran.
Contoh 3:
Dalam rapat di kantor, seorang pjabat
Universitas memulai rapat resmi dengan pemakaian bahasa Indonesia
seperti kalimat berikut ini. “Bapak-bapak dan ibu-ibu, acara rapat
senat siang ini marilah kita buka bersama-sama dengan membaca
basmalah. “Kalimat tersebut benar, karena kalimat yang digunakan
memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran.